Sejarah Adanya Olahraga Bola Bowling - Bowling adalah suatu jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan menggelindingkan atau melemparkan bola dengan menggunakan tangan. Bola bowling akan dilemparkan ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari atas...
Jika semua pin dijatuhkan dalam sekali gelinding atau lemparan maka itu disebut strike. Jika pin tidak dijatuhkan sekaligus maka diberikan satu kesempatan lagi untuk menjatuhkan pin yang tinggal. Bilamana pada lemparan kedua tidak ada lagi pin tinggal disebut spare. Jika setelah dua kali masih ada pin yang tersisa maka disebut open frame (missed) yang kesemuanya itu akan menentukan perhitungan angka yang diperolehi dalam setiap permainannya. Pin akan kembali disusun seperti semula untuk frame selanjutnya.
Bowling, yang nama resminya adalah 10-pin-bowling, merupakan sebuah olahraga sekaligus permainan yang cukup fun untuk tua maupun muda. Tujuan dari bowling adalah menjatuhkan kesepuluh pin di ujung lane dalam maksimum 2 lemparan bola. Panjang lane adalah 60 kaki (18,28 m) dan lebarnya 3,5 kaki (1,07 m), dengan 2 buah lajur gutter di kanan-kirinya.
Di Amerika permainan bowling memang sangat populer dari dulu hingga sekarang. Pada awal-awal kemunculan permainan ini juga memiliki pasang surut. Ada masa-masa dimana orang-orang mulai berjudi untuk permainan ini. Untuk beberapa waktu, bowling sempat dinilai sebagai suatu permainan terlarang yang melanggar hukum. Setelah perjalanan panjang baru sekitar tahun 1900-an bowling kembali diterima dimasyarakat sebagai bagian dari rekreasi. Bahkan di tahun 1895 Amerika membentuk sebuah organisasi resmi American Bowling Congress.
Diluar dari pada itu, sebenarnya yang pertama kali mempopulerkan olah raga bowling di Amerika adalah orang-orang Belanda yang datang kesana pada tahun 1600-an. Sebelum bernama bowling, permainan ini bernama "Dutch pins". Namun di negeri kincir angin bowling juga tidak begitu saja ada, mereka mengenalnya dari orang-orang Inggris pada awal tahun 1100-an. Didaratan Eropa tidak hanya dua negara ini saja yang mengenal bowling, Jerman juga memiliki permainan sejenis. Dengan menggunakan bola dan 9 buah tongkat kayu yang disebut "Keglers", hingga saat ini kebanyakan orang Jerman menyebut pin dengan keglers.
Yang cukup menarik dari sejarah bowling, para arkeolog menemukan sejenis bola, pin dan peralatan lain untuk bermain bowling dipemakaman anak-anak Mesir yang berumur 5200 sebelum Masehi. Berdasarkan fakta tersebut membuktikan bahwa orang-orang Mesir sudah mengenal bowling sejak berabad-abad lalu.
Cara untuk melemparkan bola di sepanjang lane tidak diatur secara khusus, selama bola dilempar dengan posisi pemain tidak melewati garis batas. Anda boleh melemparnya dengan memegang bola dengan kedua tangan dan mengayunkannya dari antara kedua kaki Anda, tapi cara itu cenderung minus dari segi tenaga lemparan dan gaya. Umumnya, bola dipegang menggunakan 1 tangan, di mana jari tengah, jari manis serta ibu jari dimasukkan ke dalam ketiga lubang yang ada di bola. Berdirilah tegak, posisikan bola di depan badan, kira-kira setinggi pinggang, dan gunakan tangan satunya yang bebas untuk menopang berat bola. Melangkah ke depan sambil mengayunkan tangan yang memegang bola ke belakang untuk mengumpulkan momentum, lalu ayunkan tangan ke depan sambil melepaskan bola ke lane menuju 10 pin yang menunggu di ujungnya, dan pastikan Anda tidak melewati garis batas.
Jika Anda perhatikan di televisi, kebanyakan pemain bowling tidak melemparkan bolanya secara lurus di lane, tapi menggunakan hook(lemparan melengkung). Tujuan dari lemparan ini adalah mengenai pin dengan sudut tertentu, yang akan mempertinggi kemungkinan terjadinya strike (jatuhnya kesepuluh pin dengan lemparan pertama).Anda pun bisa melatih gerakan pergelangan tangan dan jari Anda saat melepas bola untuk menciptakan lemparan bola melintir yang akan berubah arah saat meluncur di lane, alias hook.
Baca Selanjutnya
Olahraga Bowling
Publicado Senin, Mei 14, 2012
Label:
Olahraga Individu,
Paper
Diposting oleh
Sport Physics
di
Senin, Mei 14, 2012
0
komentar
fisika dalam olahraga tolak peluru
Publicado
Tolak peluru merupakan salah satu nomor perlombaan atletik. Nomor ini diperlombakan untuk kategori pria dan wanita. Berat peluru untuk kategori wanita adalah 4 kilogram dan untuk kategori pria 7,26 kilogram. Peluru terbuat dari besi keras, kuningan atau logam lain dan tidak boleh lebih lunak dari kuningan, atau kulit metal yang keras diisi dengan timah atau materil lain.
Dalam perlombaan tolak peluru, gerakan-gerakan atlit dalam usahanya untuk melaksanakan tolakan harus dilakukan di dalam sebuah lapangan yang dibatasi oleh sebuah lingkaran dengan garis tengah 2,135 m. Peluru harus jatuh di dalam sebuah sektor yang dibatasi oleh dua garis lurus yang ditarik dari pusat lingkaran ke ujung-ujung bususr pada lingkaran dengan besar sudut 40 derajat.
TEKNIK TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN
1. Teknik Awalan.
1.1 Berdiri Tegak membelakangi arah tolakan
1.2 Peluru dipegang dengan tangan kanan dan jari-jari terbuka.
1.3 Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak menggeser ke samping.
1.4 Peluru diletakkan atau ditempelkan diantara bahu dan leher dibawah rahang dengan telapak tangan terbuka ke atas.
1.5 Siku bengkok dan lemas di samping badan.
1.6 Lutut kaki kanan dibengkokan, berat badan pada kaki kanan, tungkai kiri lurus ke belakang rileks
2. Gerak Meluncur
2.1 Lengan kiri dilipat di depan badan untuk membentuk keseimbangan.
2.2 Tarik tungkai kiri ke depan, lutut dilipat di bawah perut di samping tungkai depan (kanan)
2.3 Luruskan kembali tungkai kiri
2.4 Bersamaan dengan meluruskan tungkai kiri ke belakang, tolakan kaki kanan kuat dan pindahkan kaki kanan searah dengan gerakan tubuh sejauh-jauhnya sehingga kaki kiri menyentuh balok tolakan.
2.5 Gerakan melentur diakhiri dengan sikap lutut tungkai kiri lurus, lutut tungkai kanan bengkok, berat badan pada kaki kanan
3. Teknik Tolakan
3.1 Bersamaan dengan kaki kiri menyentuh balok, luruskan lutut tungkai kanan dan tolak atau dorong peluru dengan cepat dibantu dengan putaran pinggul, putaran lengan kiri, lenturan togok dan ekstensi pergelangan tangan kanan.
3.2 Sudut tolakan kira-kira 40 derajat dengan bidang horisontal.
3.3 Setelah menolak lengan kanan tetap lurus.
3.4 Berat badan ke depan, supaya tidak keluar lingkaran pindahkan kaki kanan ke depan.
PEMBAHASAN
Menurut pandangan Biomekanika, tolak peluru termasuk jenis keterampilan yang diklasifikasikan dalam : Melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal. Selain tolak peluru, termasuk dalam klasifikasi ini adalah , lempar cakram, lempar lembing, lontar martil dan lompat jauh.
Melontarkan peluru berarti menggerakkan benda/objek, dan agar objek bergerak ke suatu jarak tertentu diperlukan tenaga (force). Tenaga (force) ini diperlukan untuk melawan gaya grafitasi yang bekerja pada setiap benda yang berada di bumi. Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi ini bekerja menarik setiap benda kea rah pusat bumi. Untuk menggerakkan sebuah benda makin menjauhi pusat bumi maka makin besar juga tenaga yang harus dikerahkan. Lintasan peluru dalam tolak peluru dalam konsep biomekanika bisa disebut sebagai proyektil dalam olahraga. Atau bisa juga disebut sebagai gerak parabola.
Berdasarkan keterangan di atas Faktor-faktor yang mempengaruhi jauhnya tolakan dalam tolak peluru :
1. Besarnya kecepatan awal peluru pada saat lepas dari tangan,
2. Besarnya sudut tolakan
3. Ketinggian peluru saat lepas dari tangan.
Untuk memperjelas hal ini, berikut disajikan gambar faktor-faktor yang berhubungan dengan jarak horisontal benda yang menjalani gerak parabola.
a. Jika peluru atau benda ditolak dengan kecepatan yang sama, tetapi pada saat lepas dari tangan dengan ketinggian yang berbeda (h1 dan h2), maka akan menghasilkan jarak horisontal yang berbeda (h2 > h1). Perbedaan ketinggian saat peluru lepas dari tangan terutama tergantung pada postur tubuh atau tinggi badan atlit dan teknik menolak.
Untuk membuktikan hal tersebut berikut ini diberikan contoh soal; Dalam tolak peluru, diketahui kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan (Vo)= 10m/d, sudut tolakan = 450
Dan percepatan grafitasi g= 10m/d2. Tolakan pertama ditolak pada ketinggian 1.70 m dan tolakan kedua pada ketinggian 2 m, maka jarak yang terjauh dari kedua tolakan adalah pada ketinggian?
Pada ketinggian 1.70 m
- Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2 102 Sin 90 100
Xh = = = = 5 m
2g 2 x 10 20
- Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak (1.70m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2 102 X 0.5 100 x 0.5 50
Yh = = = = = 2.5
2g 2 x 10 20 20
- t = 2 ( Y + Yh ) = 2 (1.7 + 2.5) = 0.92 dt
g 10
- Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos x t = 10 x 0.71 x 0,92 = 6.53 m
- Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.53 = 11.53 m
Pada ketinggian 2 m
- Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2 102 Sin 90 100
Xh = = = = 5 m
2g 2 x 10 20
- Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2 102 X 0.5 100 x 0.5 50
Yh = = = = = 2.5
2g 2 x 10 20 20
- t = 2 ( Y + Yh ) = 2 (2 + 2.5) = 0.95 dt
g 10
- Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos x t = 10 x 0.71 x 0,95 = 6.75 m
- Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.75 = 11.75 m
Jadi menolak pada ketinggian 2 meter akan menghasilkan jarak tolak yang lebih jauh dari pada menolak pada ketinggian 1.7 m terbukti.
Pada gambar b. Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama, tetapi dengan kecepatan saat lepas dari tangan berbeda (V1 < V2) maka lintasan parabola akan meyebabkan benda jatuh pada titik yang berbeda yaitu V2 > V1. Benda yang ditolak dengan kecepatan awal lebih besar akan jatuh pada tempat yang lebih jauh. Eksplosif power yang dapat dikerahkan oleh pelempar akan menentukan besaran kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan. Eksplosif power adalah hasil kali antara kekuatan dengan kecepatan gerak.
Dari contah soal di atas jika tolakan pertama Vo = 10 m/dt dan tolakan kedua 15 m/dt pada ketinggian 2 m, maka yang lebih jauh adalah tolakan dengan kecepatan awal ….?
Sekarang kita tinggal mencari jarak tolakan dengan kecepatan awal (Vo) 15 m/dt.
- Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2 152 Sin 90 225
Xh = = = = 11.25 m
2g 2 x 10 20
- Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2 152 X 0.5 225 x 0.5 112.5
Yh = = = = = 5.6
2g 2 x 10 20 20
- t = 2 ( Y + Yh ) = 2 (2 + 5.6) = 1.23 dt
g 10
- Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos x t = 10 x 0.71 x 1.23 = 8.73 m
- Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 11.25 + 8.73 = 19.98 m
Pada gambar c. Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama dengan kecepatan awal sama, maka jarak horisontalnya ditentukan oleh sudut elevasinya, yaitu sudut yang dibentuk oleh arah tolakan dengan bidang horisontal.
Sudut elevasi yang akan mengahsilkan jarak horizontal terjauh dari suatu benda yang bergerak menurut lintasan parabola tergantung pada letak bidang tempat mendaratnya. Ada tiga model tempat mendarat dalam gerak lintas parabola :
1. Tempat mendarat sama tinggi atau satu bidang horisontal dengan titik lepas benda. Sudut yang paling baik adalah 45 derajat dengan bidang horisontal.
2. Tempat mendarat lebih rendah dari titik lepas benda atau sama tinggi dengan bidang tempat melempar maka sudut yang paling baik adalah 40 derajat.
3. Tempat mendarat lebih rendah dari pada tempat tumpuan pelempar, maka sudut yang paling tepat adalah 30 derajat. Lihat gambar berikut :
Analog dengan Contoh di atas dengan ketinggian tolak 2 m pada sudut tolakan 40 derajat.
- Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2 102 Sin 80 100x0.98
Xh = = = = 4.9 m
2g 2 x 10 20
- Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2 102 X 0.4 100 x 0.5 40
Yh = = = = = 2
2g 2 x 10 20 20
- t = 2 ( Y + Yh ) = 2 (2 + 2 ) = 0.89 dt
g 10
- Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos x t = 10 x 0.77 x 0,89 = 6.85 m
- Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 4.9 + 6.85 = 11.75 m
Ternyata dari perhitungan di atas bahwa menolak dengan sudut tolakan 40 derajat dengan menolak pada sudut elevasi 45 derajat dengan kecepatan awal yang sama mengahasilkan jarak tolakan yang sama. Dari literature lain sya mendapatkan bahwa sudut tolakan yang paling baik adalah kurang dari 45 derajat atau sekitar 42 derajat.
ANALISIS GERAKAN TOLAK PELURU
Untuk menganalisa gerakan tolak peluru dibutuhkan alat bantu video atau gambar cinematografi. Hal ini dikarenakan gerakan tolak peluru dilakukan dengan sangat singkat kurang lebih 2 detik dari persiapan sampai proses menolak. Dengan alat bantu gambar kita bisa menganalisa gerakan tolak peluru secara detail. Di bawah ini disajikan gambar grerakan tolak peluru dari fase persiapan sampai gerakan lanjutan (followstrought). Dari rangkaian gambar tolak peluru gaya O’Brien di atas, Fase persiapan terjadi pada frame 1 sampai dengan frame 12. Fase ini berlangsung lambat. Pada fase persiapan ini kecepatan bagian anggota badan tidak terlalu penting, sebab gerakan-gerakan hanya bertujuan untuk memantapkan kesetimbangan tubuh.
Fase Gerakan dimulai dari frame 13 sampai frame 32. Sedangkan Fase Gerak lanjutan terjadi mulai frame 33 sampai 39. Kecepatan gerak tertinggi terjadi pada fase gerakan.
Dari tinjauan Biomekanika, sangat penting untuk diperhatikan adalah bahwa peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal.
Gerakan Lutut dan Pinggul
Lutut dan pinggul merupakan titik-titik kritis dalam tolak peluru. Lutut kanan dan sendi pinggul fleksi dalam posisi sudut optimum sehingga peregangan otot cukup untuk menghasilkan tenaga maksimum. Hal ini perlu diperhatikan pada fase akhir persiapan. Bila regangan otot tidak mencapai titik kritis maka pada saat akstensi lutut tidak akan terjadi kekuatan rotasi maksimum. Kemudian pada saat peluru lepas, lutut harus dalam keadaan ekstensi penuh. Jika ini tidak dilakukan maka ketinggian peluru saat lepas dari tangan tidak berada pada ketinggian maksimum yang akan dapat mengurangi jarak tolakan horisontal.
Gerakan Pinggang dan Persendian Pinggul
Pada fase persiapan, pinggang dan persendian pinggul berada di atas bidang tumpuan yang mantap, sehingga kesetimbangan dapat dipertahankan. Pada frame 7 sampai frame 12 pusat masa badan (center of gravity) letaknya lebih rendah oleh karena pengaruh fleksi lutut kanan sebagai kaki tumpuan. Otot ekstensor kaki tumpuan berada dalam keadaan diregang untuk kontraksi dengan kekuatan penuh pada saat dimulainya fase Gerak. Keadaan pinggul tetap dalam kesetimbangan gerak seperti terlihat pada frame 12 hingga frame 20. Tenaga terbesar dihasilkan pada saat dimulainya putaran pinggul. Pada saat putaran putaran pinggul harus terlihat adanya urutan perpindahan kedudukan pusat masa badan. Peluru lepas pada saat mencapai ketinggian maksimum seperti terlihat dalam frame 32. Kecepatan gerak peluru dalam menjalani lintasannya sangat menentukan hasil tolakan.
Bidang tumpuan yang mendukung kesetimbangan gerak ke depan pada tolak peluru ditunjang oleh satu titik tumpu dan dua titik tumpu secara bergantian. Pada fase persiapan kesetimbangan tubuh ditumpu oleh satu kaki yaitu kaki kanan. Keadaan ini berlangsung sampai sampai permulaan fase gerakan. Pada fase gerakan kesetimbangan bertumpu pada dua titik (kaki) sehingga tingkat kesetimbangannya lebih stabil. Akibatnya rotasi pinggul dapat berjalan tanpa merusak kesetimbangan tubuh.
Kepala dan Leher
Kedudukan kepala dan leher atlit tolak peluru tetap dalam keadaan ekstensi dari awal sampai akhir gerakan.
Gerak Lengan dan Gerak Tangan
Pada saat terakhir dari fase gerak maju, gerak lengan kiri memberikan sumbangan terhadap mekanisme refleks fleksor–ekstensor dan memelihara kesetimbangan pada saat peluru lepas. Terjadi abduksi jari tangan dan fleksi pergelangan tangan pada saat peluru lepas.
Otot Penggerak, Sumbu gerak dan Pengungkit (Tuas)
a. Tahap Persiapan
1. Cara Memegang
Tangan menggenggam peluru dan di tempelkan pada leher bagian samping
Sendi: - Articulatio Intercarpea
- Articulatio Carpometacarpea II – V
- Articulatio Carpometacarpea I
- Articulatio Metacarpo Phalangea
Otot: - M. Bicep Brachii
- M. Coracobrachiali
- M. Supraspinatus
Jenis Pengungkit Ke 3
2. Posisi Punggung
Punggung membungkuk
Sendi :
• Articulatio lumbalo sacralis
Otot : - M. Psoas Minor
- M. Psoas Mayor
3. Posisi Tungkai
Posisi lutut fleksi
Sendi : - Articulatio Genue
- Articulatio Coxae
Otot : - M. Bicep Femoris
b. Tahap Pelaksanaan
1. Gerakan kaki
Kaki kiri diayunkan ke depan dan ke belakang
Sendi : - Articulatio Coxae
- Articulatio Genue
Otot : - M. Gluteus Maximus
- M. Iliacus
Sumbu : Frontal
Bidang : Sagital
Gerakan : Abduksi
Jenis Pengungkit ke 1
2. Gerakan Melangkahkan Kaki
Kedua Kaki di langkahkan atau digeser ke belakang
Sendi : - Articulatio Talotartalis
- Articulatio talocal Caneonavicularis
Otot : - M. Extensor digitorum longus
- M. Gastroknemeus
Sumbu : Sagital
Bidang : Frontal
Jenis Pengungkit ke 2
3. Menolak Peluru
Posisi pinggang diputar kemudian peluru dilepas
Sendi : - Articulatio Intervertebralis
- Articulatio Humeri
Otot : - M. deltoideus:
- M. Obliquus Eksternus abdominis
- M Pectoralis mayor
c. Tahap Gerakan Lanjutan
Setelah Peluru dilepas kaki kanan dilangkahkan kedepan
Sendi : - Articulatio Coxae
- Articulatio Genue
Otot : - M. Quadricep Femoris
- M. Rectus femoris
Sumbu : Lateral
Bidang : sagital
Gerakan : Abduksi
Pengungkit 1
Hukum-Hukum Newton yang Bekerja Pada Tolak Peluru Gaya O’Brien
Hukum Newton I (Hukum Kelembaman)
Bunyi Hukum Newton I : “Setiap benda akan tetap berada dalam kedaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya.”
Terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan
Hukum Newton II (Hukum Momentum/Percepatan)
“Perubahan kecepatan gerak sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut, arahnya searah dengan arah tenaga yang bekerja”.
Hukum percepatan ini terjadi pada saat fase gerakan. Semakin besar percepatan semakin pula jarak tolakan.
Hukum newton III (Hukum Aksi Reaksi)
“Setiap aksi selalu akan menimbulkan reaksi yang samabesar dengan arah yang berlawanan”
Terjadi pada saat tungkai menjejak tanah untuk gerakan ekstensi agar dapat menolak peluru sejauh-jauhnya. Semakin besar tenaga yang digunakan untuk ekstensi lutut semakin besar pula tenaga yang dihasilkan untuk menolak peluru.
Momen Inersia
Momen Inersia merujuk pada sebuah kecenderungan untuk mempertahankan posisinya. Benda dalam keadaan diam cenderung susah untuk bergerak tetapi jika sudah bergerak maka susah untuk menghentikannya. Momen inertia ini terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.
C. PENUTUP
Demikanlah analisis biomekanika cabang olahraga Atletik nomor Tolak Peluru gaya O’Brien.
Hal paling mendasar yang menentukan jauhnya tolakan adalah ketinggian peluru saat lepas dari tangan, kecepatan peluru saat lepas dari tangan dan sudut elevasi tolakan peluru.
ANALISIS BIOMEKANIKA
GERAKAN : TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN
CABANG OLAHRAGA: ATLETIK
No.
Komponen Biomekanika Ada Moment Kejadian Anggota Tubuh/Letak Analisis Keterangan
Ya Tdk
A. . FORCES
1
Forces/gaya yang di gunakan
√
Pada saat fase gerakan
Kedua tungkai kaki, putaran pinggul, lengan dan tangan
Proses pada fase gerakan , khususnya pada saat memutar pinggul menghasilkan tenaga yang paling besaruntuk menolak peluru.
Vector/arah gaya √ gerakan menolak peluru lengan dan tangan kanan
Arah gaya yang terjadi pada setelah peluru ditolak adalah : membentuk sudut antar arah horisontal dan arah vertikal (gerak para bola)
. No.
Komponen Biomekanika Ada Moment Kejadian Anggota Tubuh/Letak Analisis Keterangan
Ya Tdk
B. LINEAR KINEMATICS
1.
LinearMotion/gerak lurus
v Pada saat fase gerakan terutama saat Melakukan gerakan bergeser mundur Tungkai kaki kanan Gerakan mundur ke belakang untuk awalan adalah gerak lurus dan juga pada saat gerakan lanjutan.
Tangan, lengan, tungkai Gerakan memutar pinggul dan pinggang akan mengahasilkan kecepatan dan tenaga yang besar
Secara keseluruhan anggota badan dari mulai anggota badan bawah sampai anggota badan atas.
jika fase gerakan mundur dilakukan dengan cepat maka akan terjadi juga percepatan pada saat memutar pinggul
Dari dorongan tangan dan bahu akan memberikan percepatan terhadap laju peluru.
Analisis
Pada fase persiapan dapat bergerak dari posisi diam karena pengaruh maju mundurnya kaki. Dan pada fase gerak lanjut gerakan dapat menghentikan gerakan dengan cara memindahkan kaki kanan ke depan.
jika mulai fase persiapan sampai
fase gerakan terjadi percepatan maka pada saat peluru lepas dari tangan juga terjadi percepatan.
Semakin kuat tungkai menjejak tanah untuk gerakan ekstensi makin besar pula tenaga yang diperoleh untuk mendorong peluru ke atas.
Untuk memudahkan gerak kaki di ayun ke depan dan belakang. Untuk menghentikan gerak . kaki kanan melangkah ke depan.
Tuas Jenis I
Gerakan abduksi pada saat langkah kaki
Gerakan mengayunkan kaki ke depan dan belakang.
Tuas Jenis II
Kedua kaki geser ke belakang.
Tuas Jenis III
Tangan menggenggam peluru dan diletakan samping leher.
Baca Selanjutnya
Label:
Paper
Diposting oleh
Sport Physics
di
Senin, Mei 14, 2012
0
komentar
Bagaimana ya sejarah atletik itu?
Publicado
Atletik pada masa Yunani Kuno
Atletik yang terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar dikatakan sebagai cabang olahraga yang paling tua usianya dan disebut juga sebagai”ibu atau induk” dari semua cabang olahraga dan sering juga disebut sebagai juga sebagai Mother of Sports. Alasannya karena gerakan atletik sudah tercermin pada kehidupan manusia purba, Mengingat jalan, lari, lompat dan lempar secara tidak sadar sudah mereka lakukan dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya, bahkan mereka menggunakannya untuk menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya.
Pada tahun 390 SM pembinaan suatu bangsa dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik mengutamakan pertumbuhan menuju bentuk tubuh yang harmonis dan serasi melalui perpaduan kegiatan Gymnastik, Gramaika, dan Musika.
Kegiatan Gymnastic tedapat gerakan lari, lompat,lempar lembing, lempar cakram, dan gulat. Kelima gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh kaum muda untuk meningkatkan/membangun kekuatan dan membentuk tubuh yang perkasa.
Olahraga atletik terdapat di jaman Yunani yang dipopulerkan oleh Iccus dan Herodicus pada abad IV. Pada masa tersebut kelima macam cabang kegiatan dikenal sebagai olahraga Pentathlon yang berarti lima, Sehingga setiap perlombaan selalu menggunakan istilah Pentathlon yang berarti lima, maksudnya adalah setiap peserta wajib mengikuti kelima macam olahraga tersebut.
Humeros adalah seorang ahli pujangga Yunani yang mencatat sejarah atletik pertama di dunia, salah satu catatan yang menjadi pegangan adalah olahraga atletik sudah dilakukan oleh semua orang pada zaman purba sekitar 100 tahun sebelum masehi.
Olahraga atletik sudah diperlombakan oleh masyarakat Yunani sejak olympiade kuno, sebelumnya masyarakat Yunani yang terdiri dari berbagai suku dan sering terjadi peperangan antar suku, dengan adanaya olympiade kuno ini didalamnya ada cabang atletik yang diperlombakan maka peperangan antar suku semakin jarang, hal ini dikarenakan masing-masing suku mempersiapkan atlet-atlenya yang akan diterjunkan dalam kegiatan olympiade kuno tersebut.
Tempat arena perlombaabn dimana para atlet akan berlomba dan daerahnya dikelilingi oleh tembok yang kuat tempat tersebut dinamakan Palaestra. Selain bertujuan untuk perdamain antar suku di Olympiade juga bertujuanuntuk upacar keagamaan yaitu untuk menyembah dewa orang Yunani yaitu Zeus.
Macam-macam perlombaan yang dilaksanakan dalam olympiade kuno adalah:
Lomba lari
Pentahtlon
Lari cepat
Lompat jauh
Lempar cakram
Lembar lembing
Gulat
Parcration
Gulat
Tinju
Pacuan kereta kuda
Juara perlombaan pentathlon dinobatkan menjadi raja olympiade kuno dan diarak keliling kota yang disambut oleh masyarakatnya yang mengeluelukan kedatangan sang juara olympiade.
Dengan selalu diadakannya pesta olympiade, maka masyarakat Yunani termotivasi untuk selalu giat berlatih terutama kaum mudanya dan ini memberikan pengaruh positif bagi ketahanan bangsa untuk mempertahankan negaranya dari serangan lawan, seperti halnya yang terjadi di kota Marathon, sebuah kota kecil di tepi pantai Miltiades pasukan Yunani yang jumlahnya lebih sedikit mampu menghalau angkatan perang Persia yang jumlahnya besar, Salah seorang prajurit Yunani yang telah berperang berhari-hari yatu Phellippides disuruh memberikan kabar atas kemenangan ke kota Athena prajurit tersebut meninggal dunia akibat kehabisan tenaga dan hal ini terjadi pada tahun 490 Sebelum Masehi.
Lari marathon merupakan suatu acara untuk mengenag salah satu seorang pahlawan dari Yunani yang bernama Phellippides yang telah berlari dari kota Marathon ke kota Athena yang berjarak kurang lebih 42,195 km, kegiatan ini sampai saat ini selalu diperlombakan baik tingkat Nasional maupun Internasional.
Zaman keemasan atletik berakhir pada tahun 338 sebelum masehi ketika itu bangsa Maxedonia di bawah kepemimpinan raja Iskandar Zulkarnaen menyerang Yunani dan berhasil menaklukannya dan disusul terjadinya huru-hara bangsa Yunani dengan bangsa Romawi yang berakibat hancurnya peradaban dan kebudayaan bangsa Yunani bahkan dihentikannya olympiade kuno semasa kekuasaan Romawi oleh Kaisar Theodoseus. Peradaban Yunani benar-benar hancur setelah terjadi penyerangan oleh bangsa Barbar dari daratn Asia dan disusul meletusnya gunung Olympus yang menghancurkan stadion olympiade dan patung-patung kebesaran bangsa Yunani seperti patung Zeus.
A. Pengertian Atletik
Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah “ Atletik” bersal bahasa Yunani yaitu Athlon atau Athlum yang berarti”lomba atau perlombaan/pertandingan”. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah/kata atletik dengan Track and Field dan negara Jerman memakai kata Leicht Athletik dan negara Belanda memakai istilah/kata Athleitik.
Atletik juga merupakan sarana untuk untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan kemampuan biomorik, Misalnya kekuatan,daya tahan, kecepatan, kelenturan, koordinasi dan sebagainya. Selainitu juga sebagai sarana untuk penelitian pagi para ilmuan.
Nomor-nomor dalam atletik yang sering diperlombakan dapat diperinci sebagai berikut:
Nomor jalan dan lari
Jalan cepat yang diperlombakan untuk putri 10 dan 20 km, dan putra 20 km dan 50 km.
Lari
b.1 ditinjau dari jarak yang ditempuh dapat dibedakan:
Lari jarak pendek (Sprint) mulai dari 60 m sampai dengan 400 m.
Lari jarak menengah (midle distance) adalah 800 m dan 1500 m.
Lari jarak jauh (long distance) adalah 3000 m sampai dengan 42.195 km (marathon)
Ditinjau dari lintasan atau jalan yang dilewati:
Lari di llintasan tanpa melewati rintangan (flat) yaitu 100 m, 200 m, 400 m, 800m, 1500 m, 10.000 m.
Lari ladang atau cross country atau lari lintas alam.
Lari 3000 m halang rintang ( Steplechase).
Lari gawang 100 m, 400 m gawang untuk putri dan 110 m dan 400 m gawang untuk putra.
Ditinjau dari jumlah jumlah peserta dan jumlah nomor yang dilakukan dapat dibedakan:
Lari estafet yaitu 4 x 100 m untuk putra dan putri dan 4 x 400 m untuk putera dan putri.
Combined Event ( nomor lomba gabungan) yaitu panca lomba (untuk kelompok remaja), sapta lomba (junior putra-putri dan senior puteri), dan dasa lomba (senior putra).
Nomor lompat
Lompat tinggi (hight jump)
Lompat jauh (long jump)
Lompat jangkit (triple jump)
Lompat tinggi galah (polevoult)
Nomor lempar
Tolak peluru (shot put)
Lempar lembing (javelin throw)
Lempar cakram (discus throw)
Lontar martil (hammer)
Dengan demikian dalam suatu perlombaan atletik akan terdapat lebih dari satu macam perlombaan, yaitu nomor jalan cepat dapat dilaksanakan di jalan raya (race walking) atau di dalam stadion, lari, lompat, dan lempar. Banyak jumlah perlombaan yang diperlombakan tergantung dari sifat dan tingkat perlombaan, baik tingkat daerah maupun nasional.
B. Lari Jarak Pendek (Sprint)
Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan lari, lompat dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah ”Atletik” berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon atau athlum yang berarti lomba atau pertandingan. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang paling tua, sehingga atletik sering disebut induk dari cabang olahraga. Dalam atletik terdapat cabang-cabang yang diperlombakan yaitu jalan, lari, lempar dan lompat. Nomor-nomor pada cabang lari jarak pendek, lari jarak jauh dan juga lari marathon. Lari jarak pendek menempuh jarak 50 m sampai 400 m. Perlu adanya teknik dan keterampilan yang baik untuk menjadi atlit lari jarak pendek supaya hasil yang dilaksanakan maksimal. Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor dalam dalam cabang olahraga atletik. Sprint atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan makimal sepanjang jarak yang ditempuh, oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus dan efisien dan sangat dibutuhkan pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Seorang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro dibanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10 kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek dilahirkan dengan bakat bukan dibuat.
Lari jarak pendek atau sprint dibagi menjadi tiga tahap gerakan ialah: star, gerakan lari cepat dan gerakan finish. Analisis Gerakannya adalah:
a. Start
Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari akan melakukan gerakan berlari. Untuk nomor jarak pendek start yang dipakai adalah start jongkok( Crouch Start). Tujuan utama start dalam lari jarak pendek, lari estafet dan lari gawang adalah untuk mengoptimalkan pola lari percepatan. Pelari harus dapat mengatasi kelembaman/inertia dengan menerapkan daya maksimum terhadap start block sesegera mungkin setelah tembakan pistol atau aba-aba dari starter dan bergerak kedalam suatu posisi optimum untuk tahap lari percepatan.
Aba-aba Start lari Sprint
Adapun posisi badan saat aba-aba tersebut di atas sebagai berikut:
1. Bersedia
Setelah starter menberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kaki menyentuh blok depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap luruske bawah.
2. Siaaap
Setelah ada aba-aba siaap, seorang pelari akan menempatkan posisi badan sebagai berikut lutut ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku (90º), lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120º-140º, dan pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit maju ke depan dari dua tangan.
3. Yaak (bunyi pistol)
Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba yak/bunyi pistol adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start-blok, kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian, kaki belakang mendorong kuat, dorongan kaki depan sedikit tidak namun lebih lama, kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan, lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan.
b. Urutan gerakan lari secara keseluruhan
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.
Tahap topang
Pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil menghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot) lihat gambar 1: pada saat topang lutut kaki topang bengkok minimal pada saat amortisasi, kaki ayun adalah dipercepat( lihat gambar 2), posisi pinggang, sendi lutut, dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak, serta paha kaki ayun naik dengan cepat cepat ke suatu posisi horizontal(3).Untuk lebih jelas lihat gambar.
Tahap melayang(Flying phase)
Pada tahap ini bertujuan untuk untuk memaksimalkan dorongan ke depan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut ayun bergerak ke depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah) lihat (1). Lutut kaki topang bengkok dalam pada tahap pemulihan (recovery) (untuk mencapai suatu bandul pendek) (2). Ayunan lengan aktif namun rileks, selanjutnya kaki topang bergerak ke belakang (untuk memperkecil gerak menghambat pada saat sentuh tanah) (3) Untuk lebih jelasnya lihat gambar.
c. Finish
Garis finish merupakan garis/batas akhir pertandingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finish yaitu: lari terus menerus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan. Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finish merupakan perjuangan untuk mencapai kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan adalah kecepatan langkah dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finish.
Menurut Riky joe (blog: 9 November 2007), Teknik lari jarak pendek (sprint) dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap reaksi dan dorongan
Tahap lari akselerasi
Tahap transisi/perubahan
Tahap kecepatan maksimum
Tahap pemeliharaan kecepatan
Finish
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan lari menurut amat komari (2008:19):
Power tolakan sesuai hukum newton III (F=-F) adalah apabila sebuah benda melakukan sebuah gaya kepada benda lain, maka benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang sama besarnya akan tetapi arahnya berlawanan.
Pencondongan badan, dalam lari badan dicondongkan kedepan selam keseimbangan masih dapat dipertahankan. Pencondongan ini bertujuan untuk mendapatkan komponen F horizontal yang besar untuk maju kedepan. Dimana titik berat akan berada didepan sehingga tubuh akan terdorong kedepan. Umumnya terjadi saat dan setelah start.
Panjang langkah
Frekuensi langkah
Selain itu dari faktor tersebut ada juga faktor yang mempengaruhi yaitu daya tahan. Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk bekerja dalam waktu yang relatif lama dengan kelelahan yang tidak berati.
Baca Selanjutnya
Label:
Paper
Diposting oleh
Sport Physics
di
Senin, Mei 14, 2012
0
komentar
Analisis fisika dalam olahraga tenis bagaimana ya?
Publicado
Apa memang menaklukkan lawan-lawan petenis di berbagai negara berbeda yang memiliki kondisi lapangan tenis yang berbeda-beda? Apa rahasianya? Yuk, kita intip fisikanya…
silahkan download dan baca lebih lanjut disini
Baca Selanjutnya
Label:
E-Book,
Olahraga Individu,
Olahraga Tim
Diposting oleh
Sport Physics
di
Senin, Mei 14, 2012
0
komentar
Nonton TV Online
Publicado Sabtu, Maret 31, 2012
Diposting oleh
Sport Physics
di
Sabtu, Maret 31, 2012
2
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)