Menganalisa Gerak Serangan Pada Olahraga Anggar

Publicado  Rabu, Maret 28, 2012

Olahraga sudah merupakan kebutuhan yang skala dan intensitasnya global, secara kultural dihadapi
dengan sikap kritis. Mutu kehidupan ilmiah, selayaknya menjadi faktor tumbuhnya kehidupan olahraga yang
berkualitas. Sayang tidak semua pelaku dan pembina olahraga mempunyai dasar ilmu pengetahuan mekanika dan
dibekali pengetahuan biomekanika yang memadai.
Suatu gerakan serang sempurna akan meninggalkan lengan, tangan, pantat, bahu, pinggul, dan tinggi
paha kanan/kiri, sejajar dengan lantai. Kepala akan tegak lurus sejajar tulang belakang, yang sedikit condong dari
badan  vertikalnya sepanjang gerak itu. Lutut harus secara langsung sejajar di atas tumit sepatu, dengan kaki
yang menunjuk ke arah depan. Dalam posisi ini, pemain anggar harus dengan sama mampu untuk mengimbangi
pemain depan atau mundur kepada posisi bersiap/kuda - kuda. Batang tubuh dan bahu juga harus diperlonggar,
memberi kesempatan penuh untuk melanjut berkelahi gerakan serang. Hukum – hukum Biomekanika yang dapat
diterapkan dalam teknik gerak serang dalam anggar antara lain: (a) Titik Berat, (b) Keseimbangan, (c) Rantai
Kinematis, (d) Gaya, (e) Momentum, (f) Gerak linear, dan (g) Stabilitas dan mobilitas.
Pada teknik gerak serang anggar sendiri, pelatih terkadang hanya mengevaluasi hasil latihan atletnya
hanya secara oral, sedangkan di luar sana sudah banyak sekali para pelatih yang sukses menangani atlet dalam
mencapai performance terbaiknya. Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada saat ini, para pelatih hendaknya
dapat mengevaluasi hasil latihan atletnya tidak hanya secara visual, tapi juga dapat dengan secara visual,
sehingga atletnya dapat melihat secara langsung dimana letak kesalahan yang harus diperbaiki nantinya.

Ingin tahu lebih banyak, silakan download E-booknya DI SINI
Baca Selanjutnya

Fisika Pada Olahraga Golf

Publicado  Senin, Maret 26, 2012

Fisika dapat dengan mudah kita temukan dalam keseharian kita. Bahkan saat sedang bermain golf, fisika terlibat di dalamnya, mulai dari gaya gravitasi bumi, membembengkoknya tongkat golf, hingga peristiwa aksi-reaksi. Mari kita mulai dari awal permainan golf. Sebelum dipukul, bola golf diam di tempat mengikuti hukum Newton. Karena tak ada gaya resultan yang bekerja pada bola, maka bola golf tidak bergerak. Meskipun gaya gravitasi bumu menarik bola menuju pusat bumi, namun permukaan tanah memberikan gaya ke atas (gaya normal) kepada bola sehingga gaya resultan pada bola golf adalah nol.
Saat mulai mengayunkan tongkat golf, perlahan-lahan dimulai dengan menjauhkan tongkat golf dari bola golf. Gerakkan tongkat tersebut berbentuk lingkaran. Saat sedang mengayunkan tongkat untuk memukul bola, tongkat golf itu menyebabkan kepala tongkat mengalami percepatan. Percepatan ini menentukan seberapa jauh bola terlempar. Kita mengetahui hal ini dari hukum kedua Newton yang mengatakan bahwa besar gaya yang diberikan kepada bola kepada bola golf sama dengan massa bola dikalikan percepatan yang dialami bola golf. Makin besar percepatan ayunan tongkat golf, makin besar gaya yang dialami bola golf.
Saat kepala tongkat mengenai bola, gaya dari tongkat akan menyebabkan bola memampat, dan bola akan mengerjakan gaya reaksi kepada tongkat. Namun karena gaya reaksi ini relatif kecil untuk massa kepala tongkat, maka efeknya tidak akan teramati, dan ayunan tongkat akan berlanjut. Jarak pada bola, besar percepatan grafitasi bumi, hambatan udara, dan tiupan angin.
Dari pembahasan mengenai gerak parabola, kita mengetahui bahwa jarak jangkauan bola golf juga tergantung pada sudut elevasi bola golf. Dengan demikian, tidak selalu bahwa gaya pukul yang kuat akan menghasilkan jarak jangkauan yang besar. Ada faktor elevasi yang harus diperhatikan. Itulah sebabnya, jika diamati, para pegolf professional tidak begitu saja mengandalkan kekuatan pukulan, tetapu juga ketepatan pemilihan sudut elevasi.
untuk mengetahui lebih dalam silakan klik disini untuk membaca papernya atau download e-booknya disini
 Sumber : http://jenetwork.wordpress.com/2009/09/06/fisika-dan-golf/
Baca Selanjutnya

Hubungan Olahraga Surfing Dengan Fisika

Publicado  Jumat, Maret 23, 2012

Surfing merupakan salah satu olahraga yang memanfaatkan alam sekitar, ombak adalah media utama untuk berolahraga surfing, namun apakah kalian tahu sebenarnya ombak itu sendiri terjadi karena adanya gelombang dari laut laut.
Yang kiya ketahui, fisika salah satu ilmu yang mempelajari tentang cepat rambat dan panjang gelombang, prinsip ilmu fisika ini sama dengan prinsip yang digunakan oleh ombak untuk berolahraga surfing.
Gelombang pada laut dapat dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik menarik matahari dan bulan (pasang surut air laut), letusan gunung berapi dan gempa dilaut (Tsunami), kapal bergerak dan sebagainya.
Pada umumnya gelombang dialam sangat kompleks dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidak linieran, dan mempunyai bentuk random (suatu deret gelombang mempunyai tinggi dan periode berbeda).

Pada teori Gelombang Airy
Klik disini

Profil Muka Air
η(x,t)= H/2   cos (kx- σt)








Cepat Rambat (C) dan Panjang Gelombang (L)
C = (gT/2π)  tanh (2πd/L)= (gT/2π)  tanh kd



Di dapat bahwa gembang dilaut memiliki ketinggian, dan periode yang berbeda. Pada teori ini dijelaskan bahawa sebenarnya ombak/gelombang yang berada dilaut membentuk suatu lingkaran, maka dari itu ombak yang ada di laut dapat mempermudah kita untuk berolahraga surfing, karena ombak yang berputar seperti lingkaran dapat membuat papan surfing tetap berada pada titik stabil.
Baca Selanjutnya

konsep fisika dalam terjun payung???

Publicado  Rabu, Maret 14, 2012


Bumi kita dikelilinggi dengan udara atau bisa disebut dengan atmosfer. Udara di atmosfer terdiri dari campuran gas oksigen sebesar 21%, Nitrogen 78%, dan gas lain seperti uap air, karbondioksida, dan gas – gas yang lain. karena da rotasi bumi dan perbedaan tekanan membuat udara bergerak. Udara yang bergerak ini dinamakan oleh angin. Angin ini merupakan potensi alam yang bisa dimanfaatkan dalam berbagai macam kebutuhan, misalnya pesawat terbang, kipas angin, air conditioner, bahkan dimanfaatkan dalam berbagai jenis olahraga salah satunya adalah olahraga terjun payung.
Sejarah Terjun Payung
Pada abad ke-15, Leonardo Da Vinci, pembuat lukisan Mona Lisa yang legendaris itu, pernah membuat sketsa yang menggambarkan perlengkapan untuk melakukan terjun payung. Tapi seperti banyak konsep yang pernah dibuatnya, rancangan konsep peralatan terjun payung itu pun belum pernah direalisasikannya menjadi kenyataan. Diduga parasut ini dirancang sebagai alat keselamatan saat terjadi musibah, misalnya kebakaran, pada bangunan tinggi. Karena sketsa itulah Leonardo Da Vinci bisa dianggap sebagai salah satu pionir dalam rancangan konsep parasut untuk terjun payung. Parasut yang dirancangnya itu berbentuk segitiga seperti yang tampak pada gambar. Ternyata akhirnya ada juga yang mencoba merealisasikan parasut yang dulu pernah dirancang oleh seniman yang sekaligus ilmuwan genius itu. Meskipun tentu saja parasut seperti itu tidak akan digunakan karena tidak sesuai dengan kebutuhan para SkyDiver jaman sekarang.

Satu abad setelah Leonardo Da Vinci merancang konsep parasut, seorang berkebangsaan Italia, Fausto Veranzio, telah merancang parasut yang berbeda dari konsep yang dibuat oleh Leonardo. Meskipun idenya masih bermula dari impian seniman besar tersebut. Konsep Fausto itu dituangkannya dalam buku tentang mekanika yang berjudul Machinae Nova. Buku yang diterbitkan pada tahun 1595 di Venesia ini memuat 40 sketsa beberapa rancangan mesin dan peralatan. Beberapa dari sketsa itu ada yang menggambarkan aksi manusia melakukan terjun payung dengan menggunakan parasut berbentuk segi empat. Dan pada tahun 1617, Fausto Veranzio berhasil mewujudkan parasut rancangannya itu dengan melakukan uji coba terjun payung dari sebuah menara di kota Venesia. Tapi beberapa literatur mengatakan bahwa sebenarnya Fausto tidak pernah mewujudkan konsep parasutnya itu menjadi sebuah kenyataan.


Usaha-usaha yang dilakukan oleh Leonardo Davinci dan Fausto Veranzio untuk mengembangkan pembuatan parasut telah dilanjutkan orang lain. Berikutnya dilakukan oleh Andre Jacques Garnerin dari Perancis. Pria yang lahir pada tanggal 31 Januari 1769 ini banyak mempelajari bidang fisika sebelum bergabung dalam dinas milter Perancis. Selama beberapa tahun kemudian Garnerin tertarik pada balon berudara panas yang dikembangkan untuk tujuan militer. Selama menjadi tawanan perang di Hungaria, Garnerin mulai melakukan beberapa percobaan untuk mengembangkan parasut. Dia berhasil menyelesaikan rancangannya itu pada tahun 1797. Sebuah parasut berbentuk bundar dengan diameter 23 kaki.



Seperti konsep dari Leonardo dan Fausto, parasut buatan Garnerin ini juga masih dilengkapi dengan kerangka sehingga bentuknya masih mirip payung yang kita gunakan untuk melindungi diri dari terik matahari atau guyuran air hujan. Lalu pada tanggal 22 Oktober 1797 Garnerin menguji coba parasut buatannya itu dengan melompat dari sebuah balon udara yang melayang pada ketinggian 975 meter diatas kota Paris. Meskipun parasut tersebut gagal mengendalikan hempasan aerodinamik udara yang membuat peluncuran Garnerin sempat tidak terkendali, tapi akhirnya dia berhasil mendarat dengan selamat. Keberhasilan itu membuat Garnerin menjadi manusia pertama yang berhasil menggunakan parasut dengan melakukan lompatan dari sebuah benda terbang yang melayang di angkasa. Dan pada tahun 1799, istri Garnerin (Jeanne-Genevieve Garnerin) menjadi wanita pertama yang berhasil melakukan aksi terjun payung.

Prinsip Kerja Parasut
Parasut merupakan alat yang digunakan untuk memperlambat gerakan suatu objek di udara dengan menciptakan hambatan udara (drag) . Drag di dapat dari luas permukaan parasut, jadi semakin luas parasut maka semakin besar beban yang bisa di bawanya

Ada dua jenis parasut:
1. Parasut berbentuk kubah (dome canopy)



2. berbentuk segi empat yang biasanya digunakan untuk olah raga paralayang.
Terjun payung merupakan olahraga yang memanfaatkan lingkungan udara yang bergerak. Alat ini ditemukan pertama kali pada abad 15 oleh Leonardo Da Vinci. Da Vinci hanya mampu membuat konsep dari terjun payung saja tanpa mampu merealisasikannya. Satu abad setelah Da Vinci wafat konsep terjun payung yang dibuat mulaidi relisasikan. Pertama kali terjun payung dibuat oleh Fausto Veranzio. Kemudian terjun payung terus berkembang hingga terjun payung yang digunakan saat ini.
Terjun payung menggunakan parasut pada alatnya. Parasut yang digunakan bisa berjenis dome canopy atau parasut yang berbentuk segiempat. Bahan yang digunakan pada parasut untuk terjun payung pada awal menggunakan kanvas, tapi untuk saat ini lebih banyak menggunkan nilon karena lebih elastis, dan lebih tahan lama. Pada olahraga paralayang parasut menggunakan dua permukaan parallel yang kuat dan saling dihubungkan dengan lembaran – lembaran verikal. Bagian ini disebut Ribs. Pada Ribs ada sebuah lubang yang dinamakan dengan crossport. Crossport memiliki fungsi sebagai penyeimbang tekanan dan mmdahkan parasut mengembang. Ribs membagi tubuh parasut menjadi beberapa sel yang ditandai dengan dua tali yang menjuur di masing – masing sisinya. Setiap sel punya anak yang memiliki jumlah bisa mencapai satu, dua, tiga, atau lebih tergantung dari jenis parasut. Sisi depan yang meupakan pintusel tedpat leading edge. Pada sisi belakang disebut trailing edge. Pada permukaan bawah dari parasut terdapat tali – ali yang menjulur ke bawah. Kumpulan dari tali – tali ini diebut dengan riser. Dan riser inilah yang akan dihubungkan dengan harness. Ada dua kelompok tali yang dihubungkan dengan stabilizer, namanya brake atau tali kemudi (control line). Ujung dari tali kemudi dinamakan togel. Di tangan tali kemudi ini kontrol gerak parasut dan rem difungsikan. Dan seorang penerbang harus paham betul bagian-bagian parasut tadi.
Pada olahraga ini ternyata tidak lepas dari konsep fisika. Konsep fisika yang mendasari olahraga ini adalah konsep gaya hambatan udara (air drag force) untuk memperlambat gerak. Hukum fisika yang berlaku pada olahraga ini adalah hukum Stoke’s. Bunyi hukum stokes “Bila ada sebuah benda pada melaju dalam suatu fluida (udara atau cairan), maka benda tersebut akan memperoleh gaya hambat”
Parasut yang sudah terbuka di angkasa akan mengalami gaya hambat yang disebabkan oleh fluida dalam hal ini adalah udara sehingga orang yang sedang terjun payung atau paralayang tidak jatuh bebas, tetapi jatuh secara perlahan dan mampu melayang di angkasa.

Sumber:
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/08/cara-kerja-parasut.html
Baca Selanjutnya